Karena menulis adalah sebuah ketrampilan, maka mau tidak mau cara yang paling bagus untuk bisa menulis dengan baik adalah dengan selalu menulis. Apapun jenis tulisannya. Disamping dengan membaca dan mempelajari teknik-teknik penulisan dari berbagai penulis kondang. Dari situ, kita bisa mempelajari struktur-struktur atau pemilihan kata-kata, bahkan penggunaan tanda baca. Dan kemudian, kembali mempraktekannya. Setiap penulis memang mempunyai ciri khas, tetapi umumnya para penulis populer juga pernah mempelajari teori-teori menulis secara umum. Seperti halnya George Orwell, penulis novel Animal Farm dan 1984. Ia berbagi tips tentang bagaimana menulis efektif. Bagi seorang content writer, menulis efektif merupakan sebuah poin yang harus bisa dipenuhi, dan ada beberapa cara menurut George Orwell bagi seorang penulis atau content writer bisa dipelajari agar bisa menulis efektif.
HINDARI PENGGUNAAN BAHASA KIASAN, METAFORA BERLEBIHAN, ATAU BAHASA PIDATO
Dalam penulisan, biasanya bahasa kiasan atau metafora-metafora sering digunakan untuk memperindah atau membuat tulisan menjadi semakin menarik. Untuk tulisan fiksi mungkin tidak masalah, tetapi bagi sebuah artikel atau bahkan mungkin karya ilmiah, terlalu banyak menggunakan bahasa kiasan dan metafora malah akan membuat tulisan tersebut kurang enak dibaca. Lantas bagaimana caranya agar tidak menggunakan bahasa kiasan atau metafora atau bahasa pidato lain yang terlalu banyak? Berilah emosi pada setiap artikel yang akan ditulis. Mungkin akan lebih mudah memberikan emosi pada karya fiksi, tetapi artikel pun bisa menjadi penuh emosi - emosi dalam arti luas, bukan emosi sebatas amarah saja.
PILIH KATA YANG AKAN DIGUNAKAN DENGAN BAIK.
JIKA BISA MENGGUNAKAN KATA YANG PENDEK, JANGAN GUNAKAN KATA YANG LEBIH PANJANG. BEGITU JUGA DENGAN KALIMAT.
Kadang-kadang penulis atau content writer ingin dianggap sebagai orang yang berpengetahuan luas dengan menuliskan kalimat panjang. Okelah kalimat panjang, selama itu bisa memberikan tambahan kejelasan informasi bagi pembaca. Namun jika kalimat panjang malah membuat pembaca bingung, lebih baik hindari. Begitu juga dengan pilihan kata, atau diksi. Ketika bisa memakai kata yang lebih pendek, pakailah. Jangan gunakan kata yang panjang ketika ada kata yang lebih pendek dan efektif.
BAHKAN JIKA MEMUNGKINKAN GUNAKAN KATA YANG LEBIH SEDIKIT
George Orwell sangat menekankan pilihan kata. Kata-kata yang pendek bukan berarti kurang jelas. Disinilah para penulis atau para content writer harus belajar tentang diksi. Ketika sedikit kata-kata bisa menggambarkan banyak hal, maka itu sudah lebih dari cukup. Sulit memang, tetapi tentu saja itu mungkin.
KALIMAT AKTIF LEBIH BAIK DARIPADA KALIMAT PASIF
Mungkin yang sebenarnya seperti ini "hindari kalimat pasif ketika bisa memakai kalimat aktif." Mengapa? Sederhana. Susunan kata-kata yang membentuk kalimat aktif akan memberikan kesan langsung, pasti, dan jelas. Kalimat aktif adalah kalimat seubjeknya sedang melakukan suatu kegiatan. Tak perlu dijelaskan panjang lebar, setiap penulis seharusnya sudah paham.
HINDARI KATA ASING, ILMIAH, ATAU JARGON
Hal ini sulit ketika menulis artikel terkait dengan teknologi. Bagi seorang content writer yang menggunakan Bahasa Indonesia, hal ini terasa lebih sulit karena banyak kata-kata terutama terkait dengan teknologi yang belum mempunyai padanan kata dalam Bahasa Indonesia. Jika itu terjadi, tunjukanlah kata atau frasa tersebut dengan memiringkan kata tersebut sehingga pembaca bisa mengetahui bahwa frasa tersebut adalah frasa asing, atau ilmiah.