Dalam dunia tulis menulis online, khususnya bagi para content writer, artikel-artikel yang ada di dalam website atau blog-blog populer merupakan sumber tulisan, hanya saja selalu menuliskan konten original dan bukan plagiat adalah salah satu syarat yang tidak boleh dilanggar. Lantas bagaimana agar seorang content writer selalu menghasilkan konten yang original meskipun mengambil sumber dari artikel lain?
Untuk mengakali atau menghindari plagiasi, para content writer bisa menggunakan teknik yang disebut "Paraphrasing." Secara sederhana, teknik ini bisa diartikan sebagai teknik menulis kembali. Teknik paraphrasing ini juga merupakan salah satu teknik menulis (baca: Mengembangkan Tema dengan Teknik Braistorming) yang sangat berguna.
Apa yang ditulis kembali?
Sumber artikel. Seorang content writer harus mempunyai satu website atau blog yang kredibel sebagai sumber artikelnya. Dari sumber itulah kemudian seorang content writer menulis sebuah artikel baru dengan tema atau topik yang sama tetapi dengan bahasa dan kata-kata yang berbeda.
Intinya, mengenai teknik paraphrasing ini adalah penulis membuat sebuah artikel berdasarkan artikel lain dengan topik yang sama dengan menggunakan kata dan kalimat sendiri. Teknik ini sangat efektif digunakan untuk menghindari plagiasi yang sangat terlarang di dunia tulis menulis. Teknik paraphrasing juga berguna untuk mengetahui seberapa jauh kemampuan penulis dalam memahami kalimat dan menuliskannya kembali dengan kalimat berbeda namun tanpa mengubah makna.
Paraphrasing adalah:
- Teknik seorang penulis dalam memahami infomarsi atau ide-ide dari orang lain, dan diberikan dalam bentuk (kalimat) yang baru.
- Sebuah cara untuk memahami sesuatu dari sumber-sumber tertentu.
- Sebuah pernyataan yang lebih mendetail daripada ringkasan yang fokus pada satu ide utama.
Teknik paraphrasing sangat berguna bagi para penulis, terutama para penulis content writer karena teknik paraphrasing ini lebih baik daripada hanya melakukan teknik kutipan. Teknik paraphrasing juga sangat berguna untuk mengasah ketajaman dan kreatifitas penulis dalam menangkap sebuah informasi dan mengungkapkannya kembali dalam kalimat yang baru.
Tetapi yang perlu diingat ketika menggunakan teknik paraphrasing ini adalah, hindari penggunaan thesaurus semata. Jika menuliskan artikel hanya mengubah kata dengan kata padanannya, hal itu sama saja karena tidak akan mengasah kemampuan interpretasi seorang penulis. Jika belum memahami apa yang dimaksud dalam sebuah kalimat, baca berulang-ulang kalimat itu sampai paham apa yang dimaksud dalam kalimat tersebut.
Mengenai langkah-langkah menggunakan teknik paraphrasing yang efektif akan diulas pada artikel selanjutnya. Sampai jumpa lagi dalam content writer tips selanjutnya.
0 comments:
Post a Comment