Bagi seorang penulis, khususnya penulis non-fiksi, kutipan atau quote dari artikel lain atau jurnal atau karya ilmiah karangan seorang yang terkenal bisa jadi akan meningkatkan nilai tulisan kita di mata orang lain. Masalahnya adalah, bagaimanakah cara mengutip atau menyisipkan kutipan yang benar? Sementara media tulisan bagi seorang content writer adalah media online yang tentu saja berbeda dengan media tulisan cetak, semacam koran, jurnal, paper, atau tabloid serta majalah. Lalu bagaimana?
Pada dasarnya artikel online atau offline tidak mempunyai banyak perbedaan. Jika ada perbedaan maka itu ada pada medianya saja, yang satu melalui media online dan hanya bisa diakses dengan perangkat pendukung seperti komputer, laptop, atau smartphone yang didukung jaringan internet sementara media offline bisa diakses dalam berbagai jenis media cetak seperti koran, majalah, jurnal, dan lain-lain.

Seperti yang telah disinggung di atas, menyisipkan kutipan atau kuote dalam sebuah artikel bisa memperkaya atau meningkatkan nilai tulisan tersebut di mata pembaca. Terlebih lagi jika kutipan atau quote tersebut berasal dari tokoh terkenal atau ilmuwan atau orang-orang yang berpengaruh dalam bidang tertentu. Nah, maka bagi seorang penulis dan tentu saja content writer, kemampuan menyisipkan kutipan atau quote ini mutlak diperlukan.

Bagaimanakah caranya?

Untuk mengetahui bagaimanakah cara menyisipkan kutipan atau quote, maka terlebih dahulu diketahui bahwa kutipan dalam sebuah karya tulis atau tulisan itu ada dua macam:

(1) Kutipan Langsung. Kutipan Langsung adalah kutipan yang dikutip secara keseluruhan tanpa mengubah atau mengedit kata atau kalimat asli. Syarat bagi penulis yang ingin menyisipkan kutipan langsung dalam tulisannya adalah tulisan yang ingin dikutip harus;
a. Memiliki minimal tiga kalimat.
b. Diawali dan diakhiri dengan tanda petik, serta ditulis dengan font Italic. Spasi dibuat lebih rapat, biasanya menggunakan 1 spasi. Kemudian antara tulisan dan kutipan diberi jarak lebih.
c. Ditulis dengan cara memberikan perbedaan spasi dengan tulisan yang lain. Dibuat menjorok lebih ke dalam baik di sisi kanan ataupun kiri.
d. Mencantumkan sumber tulisan. Untuk sumber tulisan, jika tulisan tersebut berasal dari media offline seperti buku atau jurnal, tuliskan di dalam tanda kurung:
Nama Belakang, diikuti dengan tahun terbit kemudian (:) tanda titik dua, dan diakhiri halaman.         Contoh (Subhan, 1989: 23).
Nama Pengarang, diikuti judul, tahun terbit, dan halaman. Contoh (Linus Suryadi AG, Dari Pujangga ke Penulis Jawa, 1990, Hal. 78).

Lantas seperti apa wujud dari kutipan langsung ini di dalam sebuah artikel?
Perhatikan contoh di bawah ini. (Full artikel lihat; Kompas.com).

============================================================================================================================================================ seperti yang dikatakan Renni, Guru Bahasa Indonesia di SMA Lab School Jakarta:
"Guru Bahasa Indonesia SMA Labschool Jakarta Renni Haerani mengatakan, awalnya siswa "dipaksa" menulis. Salah satu materi pelajaran Bahasa Indonesia kelas XI adalah menulis cerpen. Dari karya siswa ini, kami poles untuk jadi kumpulan cerpen. Hal ini mendorong mereka terus terinspirasi untuk menulis. Ada sembilan buku kumpulan cerpen siswa," kata Renni." (Kompas.com)
Contoh di atas adalah contoh kutipan langsung dari contoh artikel yang diambil dari kompas.com yang berjudul Gerakan Literasi Dorong Siswa dan Guru Berkarya. Sebagai tambahan, jika artikel sumber berasal dari media online, maka di akhir artikel bisa dicantumkan link sumber, bisa berupa hyperlink atau kata yang merujuk ke alamat sumber.

(2) Kutipan Tidak Langsung. Kutipan tidak langsung adalah kutipan dengan cara mengedit sumber yang dikutip dan disesuaikan dengan gaya penulisan si pengutip. Untuk menyisipkan kutipan tidak langsung ini tidak diperlukan syarat khusus, namun yang perlu diperhatikan adalah isi atau esensi dari sumber asli tidak hilang, bias, ataupun rancu setelah dikutip. Sumber kutipan tidak langsung bisa berasal dari berbagai media, seperti media cetak atau mungkin wawancara. Contoh:

===============================================================================. Kemampuan menulis, ujar Renni, dibutuhkan siswa untuk memenuhi kewajiban membuat karya ilmiah di kelas akhir. Siswa dari sekolah ini membuat satu karya ilmiah yang dibimbing guru untuk bisa lulus dan mendapatkan ijazah.

======================================================================================================================.

Contoh kutipan tidak langsung di atas masih diambil dari artikel yang sama di kompas. Bisa jadi sumber dari kutipan tidak langsung ini adalah dengan media wawancara yang kemudian diolah dan disesuaikan dengan artikel yang akan dimuat. Untuk menuliskan kutipan tidak langsung, bisa juga ditambahkan sumber, sebagai contoh; Subhan (1987: 56), dalam bukunya mengatakan bahwa, - - - - - - - - - -  - - - -  - - - -  - - .

Yang perlu diingat, untuk menuliskan kutipan tidak langsung tulisan tidak perlu dicetak miring atau ditulis menjorok ke dalam. Kutipan tidak langsung ditulis sesuai dengan artikel dan melanjutkan artikel sesuai dengan pengaturan font, spasi, jarak alinea, dan sebagainya.

Jadi, penulis yang ingin menyisipkan kutipan atau quote dalam tulisannya wajib mengetahui kaidah-kaidah penulisan tentang cara menyisipkan kutipan ini. Dan sebagai informasi tambahan, penulis tidak bisa sembarangan menuliskan kutipan baik langsung atau tidak langsung sebanyak-banyaknya. Jumlah yang diperbolehkan bagi penulis untuk menyisipkan kutipan atau quote dalam artikel perbadingannya sebanyak 70% : 30% sesuai dengan panjang artikel. Maksudnya kutipan tidak langsung harus lebih banyak daripada kutipan langsung. Mengapa? Dari kutipan tidak langsung bisa diketahui pemahaman penulis terhadap suatu masalah, serta kemampuannya dalam menyampaikan kembali masalah tersebut dengan gaya yang lain tanpa mengubah esensi dari sumber asli.

=====
Sumber contoh artikel: Gerakan Literasi Dorong Siswa dan Guru Berkarya - edu.kompas.com.









top