Menggunakan Teknik 5W + 1H

Ketika seorang content writer diminta oleh klien membuat artikel, biasanya klien tersebut akan meminta jumlah kata yang ada dalam artikel tersebut; umumnya klien akan meminta sebuah artikel dengan jumlah kata minimal 300-350 kata. Dengan mengetahui hal tersebut, seorang content writer harus mampu mengembangkan tema menjadi sebuah artikel yang menarik dengan jumlah kata yang ditentukan (baca: Cara Mengembangkan Tema Artikel).
Dalam dunia blogging atau dunia tulis menulis online, dikenal istilah "content is king", atau isi adalah segalanya. Maksudnya di sini adalah bahwa kualitas artikel haruslah menjadi satu hal yang diutamakan, bukan semata-mata mengandalkan permainan SEO semata, karena ketika kualitas artikel memang bagus, maka pembaca akan datang dengan sendirinya.
Maka dari itu, seorang content writer haruslah tetap mengutamakan isi artikel daripada jumlah kata dengan menuliskan sesuatu yang kurang berkaitan dengan tema. Untuk membuat isi atau konten artikel yang baik, banyak metode yang bisa digunakan, seperti teknik brainstorming (baca: Mengembangkan Tema Dengan Teknik Brainstorming) dan juga teknik 5W + 1H.

Teknik 5W + 1H sudah dikenal luas di dalam dunia tulis menulis, terutama tulisan berjenis non-fiksi. Artikel merupakan salah satu jenis tulisan non-fiksi. 5W + 1H adalah singkatan dari beberapa pertanyaan, yaitu: what (apa), who (siapa), when (kapan), where (siapa), why (kenapa) dan juga how (bagaimana).

Dengan mengetahui pertanyaan-pertanyaan mendasar pada sebuah tema atau topik, seorang content writer akan lebih mudah menemukan permasalahan yang terkait dengan tema atau topik yang ditawarkan. Mengenai rumus 5W + 1H tersebut secara rinci seperti di bawah ini:

  • W pertama adalah 'what', yaitu pertanyaan tentang 'apa yang harus ditulis.' Atau bisa juga seperti 'apa sih yang akan ditulis?' Lebih jauh, bisa dilanjutkan dengan 'selanjutnya seperti apa?' dan 'apa lagi yang bisa digali dari tema tersebut?'
  • W kedua adalah 'who.' Who ini bisa tentang 'pelaku yang menjadi tokoh utama pada kasus what. Atau mungkin 'apakah ada orang lain yang terlibat?'
  • W selanjutnya adalah when. Kapan waktu terjadi atau waktu peristiwa pada what. Informasi tentang when atau kapan ini bisa menjadi infomasi tambahan yang berguna bagi pembaca dan seringkali when ini dilupakan oleh kebanyakan penulis terutama penulis yang sedang mencoba melakukan aktifitas tulis menulis. Informasi tentang when atau kapan ini juga bisa lebih jauh menjadi kapan what itu dimulai atau berakhir? 
  • W keempat, adalah where yang berupa informasi tentang dimana informasi what terjadi. Informasi tentang tempat ini juga salah satu informasi penting yang bisa dijadikan sebagai informasi tambahan yang berguna bagi pembaca.
  • W terakhir adalah informasi tentang kenapa peristiwa atau kenapa what bisa terjadi. Atau juga bisa tentang 'kenapa tidak?' Biasanya informasi 'why' inilah yang menjadi salah satu informasi yang menjadikan sebuah artikel menarik karena terkait dengan analisa penulis tentang suatu permasalahan. 
  • H adalah informasi tentang bagaimana peristiwa bisa terjadi. Ketika penulis menuliskan tentang bagaimana peristiwa terjadi, bisa terjadi tentang proses, bagaimana bisa hal itu terjadi?

Dengan mengetahui rumus 5W + 1H, diharapkan seorang penulis content writer bisa membuat artikel yang berkualitas dengan jumlah kata yang cukup, karena apabila seorang content writer bisa menerapkan rumus 5W + 1H maka hampir bisa dipastikan jumlah kata minimal pada sebuah artikel bisa tercukupi dengan kualitas yang cukup baik.

Selain itu, dengan menggunakan teknik 5W + 1H seorang content writer juga bisa menghindari permasalahan yang sering mengganggu bagi para penulis yaitu writer's block (baca : Cara Mengatasi Writer's Block). Itulah tentang rumus 5W + 1H, selebihnya seorang penulis harus tetap memperbanyak latihan dan praktik untuk mempertajam dan mengasah ketrampilan menulis. Sekian tips content writer untuk saat ini, sampai jumpa di artikel selanjutnya.

Mengembangkan Tema Dengan Brainstorming

Mengembangkan sebuah tema menjadi artikel utuh yang menarik adalah tugas seorang content writer. Seorang content writer harus mampu menulis berbagai hal atau tema/topik tergantung dari permintaan klien. Maka, sebagai seorang content writer, teknik atau cara mengembangkan tema harus dikuasai dengan baik (baca: Cara Mengembangkan Tema Artikel).
Ada beberapa teknik yang bisa dipakai dalam mengembangkan tema menjadi sebuah artikel, salah satunya adalah menggunakan teknik brainstorming. Teknik ini sudah sangat dikenal dan digunakan secara luas sebagai cara yang cukup efektif dalam menemukan inti-inti permasalahan sebuah tema sehingga penulis bisa mencari keterkaitan antara permasalahan tersebut dan merangkainya menjadi satu artikel yang utuh.
Brainstorming merupakan sebuah pemikiran kreatif seseorang untuk menemukan kesimpulan atau permasalahan yang spesifik dengan mengumpulkan berbagai ide-ide yang terkait dengan topik utama. Sebagai informasi, teknik Brainstorming ini pertama kali dipopulerkan oleh Alex Faickney Osborn di dalam sebuah buku terbitan tahun 1963 yang berjudul Applied Imagination.

Seperti yang tertulis di atas, bahwa brainstorming terkait erat dengan proses kreatif seseorang, dalam hal ini penulis, maka seorang content writer harus mampu berpikir kreatif dalam mengembangkan tema. Proses berpikir kreatif ini bisa beragam; karena proses berpikir kreatif merupakan pemikiran asli seseorang terkait dengan hal-hal tertentu. Selanjutnya, proses berpikir kreatif ini biasanya akan diteruskan dengan solusi.

Sebagai langkah pertama melakukan teknik brainstorming sebagai cara untuk mengembangkan tema, seorang penulis atau seorang content writer bisa melakukan beberapa pendekatan atau cara, salah satunya adalah sebuah cara tradisional yang sudah dilakukan di berbagai tempat, terutama sekolah-sekolah; siswa (dalam hal ini seorang penulis) dibawa ke suatu tempat dan kemudian diberikan sebuah permasalahan, kemudian siswa diminta untuk memikirkan apapun yang berhubungan dengan permasalahan tersebut.

Akan tetapi metode atau pendekatan tersebut bukanlah cara terbaik untuk melakukan brainstorming, meskipun cara di atas dikenal sebagai 'traditional brainstorming' atau brainstorming tradisional. Karena kebanyakan orang membutuhkan waktu untuk berpikir daripada menjadi kreatif, maka yang perlu dilakukan untuk berlatih menggunakan cara brainstorming adalah menggunakannya untuk diri sendiri. Sebagai contoh: 


  • "Ketika kita ingin berlibur ke suatu tempat yang sangat indah, apa yang harus kita lakukan agar bisa sampai ke sana?"
  • "Apa sih yang sebenarnya menjadi harapan kita, impian, atau pencapaian yang sangat kita inginkan?"


Beberapa penulis, terutama penulis kisah-kisah fiksi kadang mempunyai cara yang tidak lazim dalam menemukan ide untuk kisahnya. Bahkan seringkali, ide-ide luar biasa datang dari mimpi, atau bahkan bisikan-bisikan yang entah dari mana datangnya. Akan tetapi seorang content writer tidak membutuhkan mimpi untuk mendapatkan inspirasi (mimpi seorang content writer mungkin adalah bisa menjadi content writer sukses), karena tema-tema atau topik-topik beserta keywords-nya sudah disediakan.

Seorang penulis atau content writer harus mampu berpikir kreatif, karena dengan berpikir kreatif seorang content writer akan lebih mudah dalam mengembangkan tema menggunakan berbagai teknik terutama teknik brainstorming. Teknik brainstorming merupakan salah satu metode yang efektif, yang bisa digunakan dalam berbagai hal termasuk dunia tulis menulis. Brainstorming juga bisa dilakukan secara individu maupun kelompok. 

Dengan menguasai teknik brainstorming, peluang untuk bisa menjadi penulis konsisten dan produktif akan terasa lebih mudah (baca: Cara Menjadi Penulis Konsisten). Yang harus dilakukan adalah selalu latihan dan latihan, karena latihan sangat penting untuk mengasah ketrampilan menulis. Sekian tips content writer untuk edisi kali ini, sampai jumpa lagi pada artikel selanjutnya.



Cara Mengembangkan Tema Artikel

Salah satu ketrampilan yang harus dipunyai oleh seorang penulis, termasuk seorang content writer, adalah ketrampilan mengembangkan tema yang akan diulas atau dibahas dalam sebuah artikel. Ketrampilan mengembangkan artikel sangat penting, karena apabila seorang penulis dan juga content writer menguasai ketrampilan ini dengan baik, maka bisa dipastikan bahwa penulis tersebut mempunyai penguasaan kosakata dan pemahaman kalimat yang baik. Perbendaharaan kosakata dan pemahaman kalimat sangat penting karena dari kedua hal tersebut bisa diketahui kualitas artikel tersebut.
Permasalahannya, tidak semua penulis, terutama seorang penulis yang sedang memulai aktifitas kreatifnya di dunia tulis-menulis langsung mampu menerapkan kedua hal tersebut dalam sebuah artikel. Tidak jarang seseorang yang mempunyai perbendaharaan kata yang cukup banyak masih merasa kesulitan ketika menuangkannya ke dalam tulisan. Maka, untuk mempermudah seorang penulis biasanya terdapat sebuah tema atau topik yang kemudian bisa dikembangkan oleh seorang penulis.
Untuk mengembangkan sebuah tema menjadi sebuah artikel, seorang penulis harus mampu mengolah hal-hal yang paling umum dari tema tersebut, salah satunya dengan menggunakan metode piramida terbalik (baca: Menulis Praktis Menggunakan Metode Piramida Terbalik). Sebagai contoh, seorang content writer mendapatkan klien yang memintanya membuatkan artikel tentang sepakbola. Biasanya ketika klien meminta seorang content writer menuliskan artikel, klien akan menyertakan juga keyword yang akan disisipkan ke dalam artikel tersebut
Maka, sebagai langkah awal untuk membuat sebuah tulisan bertema 'sepakbola', seorang content writer harus memikirkan terlebih dahulu hal-hal yang paling umum dari tema itu. Bisa juga seorang content writer menggunakan metode brainstorming. Sebagai hasilnya mungkin bisa diawali dengan paragraf yang menceritakan tentang hal-hal ini:

Sepakbola merupakan salah satu jenis olahraga.
Sepakbola sangat populer di seluruh dunia.

Kedua hal tersebut merupakan hal-hal umum yang berkaitan dengan tema 'sepakbola.' Selanjutnya, bagaimana dengan paragraf berikutnya? Di sinilah yang harus dicermati oleh seorang content writer. Klien yang meminta artikel biasanya sudah menyertakan keyword yang harus dimasukkan ke dalam artikelnya. Mengapa harus ada keyword? Keyword adalah salah satu hal yang harus ada dalam artikel online. Keyword inilah yang menjadi salah satu faktor sebuah web atau blog mempunyai banyak pengunjung atau mempunyai trafik yang tinggi. Singkatnya, keyword dibutuhkan untuk bersaing di aktifitas tulis-menulis online.

Seorang content writer harus bisa mengembangkan tema artikel menjadi sebuah artikel utuh yang baik dan enak dibaca. Apalagi, klien biasanya menuntut agar artikel yang dibuat mempunyai jumlah kata tidak kurang dari 300-350 kata. 300-350 kata berbeda dengan 300 karakter. Untuk membuat artikel dengan 300-350 kata, ketrampilan mengembangkan tema dan kemampuan berbasa-basi dengan hal-hal umum yang berkaitan dengan tema utama sangatlah penting.

Jika mengamati contoh di atas tentang tema 'sepakbola', seorang content writer harus bisa mengembangkan 'sepakbola merupakan salah satu jenis olahraga' menjadi beberapa kalimat, dan ditambah dengan 'sepakbola sangat populer di seluruh dunia', menjadi minimal satu paragraf. Sementara untuk paragraf selanjutnya, seorang content writer harus melihat keyword yang akan dimasukkan, sehingga pada bagian-bagian tertentu pada pembahasan umum tentang topik utama bisa disinggung sedikit mengenai keyword sehingga pembahasan tidak terkesan melompat terlalu jauh.

Ketrampilan mengembangkan tema artikel biasanya akan bertambah seiring dengan jam terbang, artinya semakin sering seorang penulis berlatih menulis, maka ketrampilan mengembangkan tema menjadi sebuah artikel yang utuh akan terasah dan akan membaik dari waktu ke waktu. Yang penting adalah bagaimana menjaga konsistensi dalam menghasilkan tulisan (baca: Cara Menjadi Penulis Konsisten). Sampai jumpa di tips content writer selanjutnya.

Tanda-tanda Mengalami Writer's Block

Bagi seorang penulis, berpikir kreatif merupakan salah satu cara untuk menghasilkan sebuah tulisan yang menarik; bahkan seorang content writer harus mampu mengembangkan sebuah tema yang tidak begitu dikuasai atau bahkan mungkin tidak disukai. Content writer profesional harus mampu menulis tema apa saja dengan menarik.
Masalahnya, seorang content writer pun terkadang juga mengalami permasalahan yang umum dialami oleh para penulis-penulis lainnya, yaitu writer's block. Meskipun setiap penulis mempunyai cara tersendiri bagaimana mengatasi writer's block ini, tidak bisa dipungkiri bahwa writer's block memang cukup mengganggu, terutama bagi seseorang yang sedang mengawali aktifitasnya di dunia blogging (baca: Cara Mengatasi Writer's Block).

Sebenarnya, bagi sebagian penulis, terutama penulis berpengalaman, writer's block mempunyai tanda-tanda sebelum ia 'menyerang' seorang penulis. Tanda-tanda ini harus dipahami oleh seorang penulis agar penulis tersebut mampu mencegah datangnya writer's block ini, atau minimal tidak membuatnya semakin parah.

Content writer berbeda dengan penulis blog independen, dan pada dasarnya penulis blog independen lebih mudah terkena gejala writer's block daripada content writer. Banyak sekali yang bisa membuat seorang penulis blog independen mengalami gejala writer's block, diantaranya adalah blognya sepi pengunjung. Apalagi bagi blogger yang membuat blog untuk mendapat penghasilan tambahan. Ketika blognya sepi, artinya orang yang melihat iklannya pun sedikit, hasilnya pendapatan juga tipis.

Sementara, bagi content writer, asal bisa menghasilkan tulisan yang berkualitas, tidak perlu khawatir akan mendapatkan pengunjung yang sedikit, karena tugas content writer adalah menulis untuk orang lain. Artinya, urusan yang berkaitan dengan trafik blog atau semacamnya, itu adalah urusan di pemilik blog. Seorang content writer hanya harus membuat tulisan yang memuat keyword tertentu di dalam tulisannya.

Tetapi jangan salah, seorang content writer juga bisa terserang virus writer's block, terutama bagi content writer yang baru terjun ke dunia tulis-menulis online. Biasanya, seorang content writer harus pandai-pandai mencari relasi yang berkaitan dengan dunia blogging, karena content writer adalah jenis aktifitas menawarkan jasa. Artinya, seorang content writer harus mencari klien yang menginginkan untuk dibuatkan materi tulisan (baca: Memulai Aktifitas Menjadi Content Writer).

Ketika tanda-tanda writer's block mulai datang, seorang penulis harus mampu menjaga semangat berkarya yang ada di dalam dirinya harus tetap menyala. Tanda-tanda mengalami writer's block memang seringkali hanya dirasakan oleh si penulis itu saja. Makanya, setiap penulis pasti mempunyai cara yang berbeda dalam mengatasi permasalahan terkait dengan writer's block ini.


Cara Mengatasi Writer's Block

Seseorang harus mempunyai disiplin yang tinggi apabila ingin menjadi seorang penulis produktif, yang selalu menghasilkan tulisan-tulisan baru dalam jangka waktu tertentu (Baca: Cara Menjadi Penulis Konsisten). Namun bahkan penulis expert pun seringkali mengalami kebuntuan pada saat-saat tertentu untuk menuangkan ide-idenya dalam sebuah tulisan. Kebuntuan ini di dunia tulis menulis seringkali disebut sebagai writer's block.
Writer's block ini memang seringkali membuat produktivitas menulis menjadi menurun. Akan tetapi, sebenarnya writer's block ini bisa dicegah sehingga produktivitas menulis tidak menurun, atau minimal tidak menurun secara drastis. Penurunan produktivitas menulis memang tidak hanya disebabkan oleh writer's block, akan tetapi, ketika seorang penulis mampu mengatasi permasalahan writer's block ini minimal penulis tersebut masih bisa menghasilkan beberapa tulisan per harinya.

Untuk mengatasi writer's block memang tidak ada cara yang pasti. Maksudnya, misal ada dua orang penulis, maka kedua penulis tersebut mempunyai caranya sendiri dalam mengatasi permasalahan terkait dengan writer's block ini. Maka, seorang penulis haruslah kreatif, karena ketrampilan menulis merupakan skill yang semakin baik ketika terus menerus diasah. 

Sekedar berbagai pengalaman, penulis mempunyai beberapa cara untuk mengatasi writer's block. Salah satu diantaranya adalah melakukan aktifitas di luar ruangan seperti bersepeda ke gunung. Mengapa mengalihkan perhatian ke alam? Menurut hemat penulis, writer's block muncul ketika pikiran dan badan merasa lelah. Ketika pikiran dan bada lelah akan sulit untuk berpikir dan mengembangkan sebuah ide. Nah, dengan melakukan aktivitas ke luar ruangan, pemandangan alam akan membantu memulihkan pikiran dan badan.

Cara tersebut cukup manjur bagi penulis ketika sudah merasakan gejala-gejala writer's block akan datang. Sebagai seorang content writer, seseorang harus tahu gejala-gejala writer's block akan datang. Mengenai gejala-gejala writer's block akan lebih lanjut diulas pada artikel selanjutnya.

Cara penulis untuk mengatasi writer's block selain mendekatkan diri ke alam adalah dengan tidur. Ya, tidur merupakan cara yang juga manjur untuk mengatasi writer's block. Ketika pikiran dan badan lelah, maka tidur  yang merupakan aktivitas penyegaran kembali baik pikiran dan tubuh akan membuat keduanya segar ketika bangun. Satu hal, jangan tidur terlalu lama dan waktu-waktu tertentu sekitar pukul tiga sore sampai enam sore adalah waktu yang sebaiknya dihindari untuk tidur.

Nah, untuk saat ini itulah yang bisa dipelajari sebagai tips menjadi content writer dan mengatasi writer's block. Sebagai penulis harus dituntut kreatif, maka menemukan cara atau metode sendiri untuk mengatasi writer's block akan lebih baik. Sampai jumpa pada ulasan content writer tips selanjutnya.

Cara Menjadi Penulis Konsisten

Ketika seseorang sudah memulai aktifitas menjadi seorang penulis dan sudah berhasil menulis beberapa karya berupa artikel, hal yang selanjutnya harus diperhatikan oleh penulis adalah konsistensi, baik dalam hal kuantitas ataupun kualitasnya. 
Kuantitas atau jumlah tulisan yang bisa dihasilkan oleh seorang penulis dalam sehari memang sangat penting, karena dalam aktifitas tulis menulis online atau blogging, penulis dituntut untuk bisa memberikan minimal satu buah artikel setiap hari. Bahkan ketika seorang content writer sudah mempunyai, katakanlah klien, penulis harus bisa menyelesaikan artikel dalam jumlah tertentu dalam waktu yang ditentukan.

Makanya, konsistensi merupakan hal penting yang harus dimiliki oleh setiap penulis. Memang ada suatu waktu dimana seorang penulis, bahkan penulis berpengalaman sekalipun merasa kesulitan mengembangkan ide yang akan digunakan sebagai bahan tulisan. Waktu dimana seorang penulis mengalami kebuntuan atau kesulitan mengembangkan ide sering disebut sebagai Writer's Block. Tentang writer's block ini akan diulas pada artikel selanjutnya.

Selanjutnya, menjaga kualitas tulisan juga penting terkait dengan menjadi seorang penulis yang konsisten. Dalam dunia blogging dikenal istilah "content is king", artinya bahwa kualitas artikel sangatlah penting. Kepandaian dan pengetahuan penulis bisa diketahui melalui tulisannya. 

Sebagai content writer, tidak jarang klien mengingikan beberapa hal terkait dengan pesanan artikel; biasanya klien membutuhkan artikel panjang, minimal 300-350 kata dengan kata kunci yang harus dimasukkan ke dalam artikelnya. Seorang content writer juga harus memahami apa itu content writer jika ingin menjadi seorang content writer yang sukses. 

Menulis artikel dengan panjang minimal 300-350 kata bukanlah hal yang mudah. Butuh ketrampilan untuk 'berbasa-basi' sebelum mengulas permasalahan utama artikel tersebut. Selain itu, kesulitan lainnya adalah berusaha konsisten untuk memenuhi permintaan klien yang mengharuskan artikel dalam jumlah tertentu dalam waktu tertentu. Seorang content writer harus bersahabat dengan deadline.

Dengan mengetahui beberapa hal tersebut, agar menjadi seorang content writer yang konsisten perlu dilakukan beberapa usaha, dan yang paling penting adalah selalu meningkatkan ketrampilan dan pengetahuan dengan selalu latihan menulis dan banyak membaca dan menyaksikan berita, baik itu dari media cetak ataupun media online.

Dengan membaca, baik itu karya fiksi ataupun non-fiksi, seorang penulis akan menambah wawasan dan pengetahuan. Wawasan dan pengetahuan yang luas akan membantu penulis dalam mengembangkan tulisannya. Jika semua usaha-usaha tersebut telah dilakukan oleh seorang content writer, menjadi penulis yang konsisten rasanya akan bisa dicapai.




Ketika seseorang memulai aktifitasnya sebagai seorang content writer, lambat laun pasti akan tiba saat orang tersebut memulai aktifitas 'menulis.' Menulis memang merupakan sebuah ketrampilan, bahkan dalam pelajaran bahasa, menulis termasuk ke dalam skil atau ketrampilan yang harus dikuasai.
Akan tetapi, tidak semua orang dikaruniai ketrampilan menulis dengan baik. Butuh latihan untuk bisa menulis dengan baik dan enak untuk dibaca oleh orang lain. Lantas bagaimanakah caranya untuk memudahkan seseorang untuk menulis? Pada dasarnya semua hal atau semua ilmu mempunyai metode untuk memudahkan, sama seperti menulis. Dan pada menulis, khususnya menulis artikel dan bukan fiksi, metode piramida terbalik bisa menjadi cara yang bagus sebagai metode latihan.
Metode piramida terbalik merupakan sebuah metode yang dikembangkan untuk memudahkan proses menulis artikel atau menuliskan sesuatu yang bukan fiksi. Artikel merupakan tulisan yang berbasis pada kebenaran umum, seperti tulisan deskriptif atau semacamnya sehingga ada pola-pola tertentu yang bisa digunakan sebagai pedoman penulisan.

Akan tetapi, seorang calon penulis terutama content writer harus memahami terlebih dahulu topik atau tema yang akan dituliskan dalam sebuah artikel sehingga penulis tersebut bisa menemukan hal-hal yang berkaitan dengan tema atau topik, bahkan meskipun kaitan tersebut tidak terlalu penting untuk dibahas.

Keterkaitan inilah yang kemudian diurai menjadi kalimat-kalimat yang akan membentuk suatu paragraf yang akhirnya akan menjadi sebuah artikel utuh. Metode piramida terbalik sebagai metode praktis penulisan akan membantu penulis dalam menentukan hal-hal mana saja yang harus diurai terlebih dahulu. Dengan menggunakan urutan semacam itu tulisan akan menjadi rapi dan enak dibaca.

Dengan menggunakan metode piramida terbalik, hal-hal paling umum yang terkait dengan topik atau tema akan disajikan ke dalam paragraf pertama. Begitu seterusnya hingga paragraf terakhir merupakan permasalahan atau solusi yang bisa ditawarkan oleh penulis mengenai permasalahan tersebut, karena pada dasarnya sebuah tulisan non-fiksi atau artikel selalu terdiri dari pembukaan, isi, dan penutup.

Jika seorang penulis telah menguasai metode piramida terbalik ini sebagai metode penulisan artikel, maka dengan sendirinya penulis tersebut akan dengan mudah mencari keterkaitan suatu topik, dari yang paling umum hingga paling khusus. 
Setelah mengetahui secara jelas mengenai apakah content writer itu, tidak ada salahnya kita mencoba untuk memulai aktifitas menjadi seorang content writer. Mungkin ada yang bertanya, "Tetapi saya belum pernah menulis..." dan lain-lain yang semacam itu. Memang, menulis merupakan sebuah ketrampilan atau skil, dan itu membutuhkan latihan yang rutin dan terus menerus. Seperti apa latihannya? Dengan menulis tentunya.
Selain itu, bukankah kita sudah belajar menulis sejak sekolah di kelas 1 SD? Seharusnya menulis tidak sesulit yang dibayangkan. Yang harus dibutuhkan oleh seseorang yang ingin memulai menjadi content writer hanyalah tiga hal berikut ini; yang pertama adalah banyak membaca, banyak latihan, dan percaya diri.

Banyak membaca adalah hal pertama yang harus dibutuhkan oleh seorang yang ingin memulai aktifitas menjadi seorang content writer. Membaca merupakan aktifitas yang sangat berguna, disamping memperkaya pengetahuan akan berbagai hal, membaca juga mampu digunakan untuk mencari berbagai karakter tulisan yang beragam. Karakter tulisan cukup penting bagi seorang penulis karena dari karakter tulisan biasaya bisa diketahui siapa penulis artikel tersebut.

Kemudian hal kedua yang harus dilakukan oleh seorang yang ingin memulai aktifitas content writer adalah banyak latihan, yaitu dengan latihan menulis. Menulis yang dimaksud di sini memang berbeda dengan menulis seperti yang dilakukan semasa sekolah dahulu, karena aktifitas menulis di dalam dunia blogging adalah berbagi. Secara sederhana, cara paling mudah untuk membuat tulisan atau artikel adalah menggunakan model piramida terbalik. Tentang metode menulis ini akan dijelaskan pada artikel selanjutnya.

Jika kedua hal tersebut sudah dilakukan oleh seorang yang mencoba untuk menjadi content writer, maka yang selanjutnya dilakukan adalah percaya diri. Seorang penulis harus percaya diri untuk menampilkan tulisannya dan harus percaya diri. Ketika seorang penulis mendapat kritik atas tulisannya yang masih kurang bagus atau ada kesalahan dalam hal tanda baca, penulis harus menerimanya dan memperbaikinya pada tulisan selanjutnya. 

Percaya diri juga sangat penting karena biasanya dalam aktifitas tulis menulis online atau blogging, banyak pembaca yang hanya membaca judulnya saja, kemudian meninggalkan komentar pedas di kolom komentar. Sebagai seorang penulis online, hal-hal seperti itu akan sering dijumpai dan oleh karena itu penulis harus mempunyai mental baja dan tetap percaya diri. Jangan sampai hanya karena sebuah komentar yang menjatuhkan lantas semangat menulis menjadi hilang.

Tidaklah sulit untuk memulai menjadi aktifitas menjadi seorang content writer. Sebagai langkah pertama dan sebagai tempat latihan mungkin bisa membuat sebuah blog gratis semacam Blogger atau Wordpress - meskipun sama-sama gratis, Blogger lebih mudah dikelola bahkan oleh seorang yang masih mencoba aktifitas blogging.

Yang harus dilakukan ketika sudah mempunyai sebuah blog adalah harus selalu mengisi konten atau menuliskan sesuatu di blog tersebut. Apapun itu. Bisa pengalaman pribadi, atau pandangan terhadap situasi yang terjadi di sekeliling kita. Intinya, blog adalah tempat dimana kita bisa menuliskan sesuatu, baik apa yang kita rasakan, kita lihat, ataupun kita alami.
Bagi beberapa orang yang gemar dengan kegiatan tulis menulis, istilah-istilah seperti ghost writer atau shadow writer mungkin tidak asing dan telah mengetahui sebenarnya seperti apakah istilah-istilah tersebut ditujukan. Akan tetapi, di jaman seperti sekarang ini yang aktifitas menulis dilakukan lebih banyak secara digital, seperti aktifitas blogging - yaitu kegiatan tulis menulis yang dilakukan secara online, muncul sebuah istilah yang sering disebut sebagai content writer. Lantas, apa sih content writer ini?
Mengenai apakah sebenarnya aktifitas content writer ini memang erat kaitannya dengan aktifitas tulis menulis di internet, atau yang sering dikenal dengan blogging, seiring dengan kemunculan web yang menyediakan layanan menulis via internet seperti Blogger. Blogger memang awalnya merupakan platform independen sebelum akhirnya diakuisisi oleh Google karena perkembangannya yang siginifikan dari waktu ke waktu.

Kemudian, tentang aktifitas content writer ini yang seiring berjalannya waktu menjadi semakin populer karena berkaitan dengan aktifitas blogging yang menghasilkan profit dari sebuah iklan yang dimuat di web atau blog. Lagi-lagi Google berperan dalam hal ini, dengan layanan iklannya yang sangat diminati oleh para pemilik web atau blog, yang disebut Google Adsense. Lambat laun, mungkin karena kebutuhan akan artikel atau tulisan di sebuah blog atau web yang mempunyai iklan Adsense di dalamnya semakin tinggi, tidak jarang pemilik blog meminta bantuan orang lain untuk menuliskan artikel sesuai dengan permintaan pemilik blog.

Di dalam aktifitas tulis menulis via internet atau blogging, isi atau tulisan di web sering disebut sebagai content, dan nampaknya karena istilah inilah kemudian muncul istilah penulis konten, atau istilah lebih kerennya content writer. Seseorang yang melakukan aktifitas sebagai content writer ini memang menulis artikel sesuai dengan keinginan pemesan artikel, yang biasanya sudah memberikan topik atau tentang apa artikel tersebut nantinya akan ditulis.

Perlahan namun pasti, content writer saat ini menjadi salah satu kegiatan yang mengasyikkan karena penulis mendapatkan imbalan atas apa yang ditulisnya. Imbalan ini beragam, seperti ditentukan berdasarkan kesulitan materi atau topik, penggunaan bahasa - bahasa Indonesia atau Inggris, atau bahkan dihitung per kata. Bagi seseorang yang hobi menulis, tentunya kegiatan menjadi content writer ini memberikan kenikmatan tersendiri karena selain dapat menyalurkan hobi, penulis masih akan mendapatkan tambahan uang saku.

Saat ini kebutuhan akan jasa content writer memang masih sangat banyak karena seorang pemilik web atau blog pasti mempunyai blog atau web lebih dari satu, dan untuk mengelola blog dan web tersebut tentunya dibutuhkan waktu yang tidak sedikit. Maka, jasa dari content writer sangatlah dibutuhkan untuk industri blogging ini karena jika mereka tidak memberikan tulisan baru setiap hari, traffik blog atau web akan menurun dan akan berakibat secara langsung pada penghasilan mereka dari iklan di web.

Dengan mengamati apa yang terjadi pada dunia blogging saat ini, menjadi seorang content writer memang cukup menjanjikan. Apalagi jika mampu menjadi seorang content writer untuk sebuah blog atau web terkenal. Disamping akan dikenal di dunia blogging, bayaran yang diterima akan lebih banyak daripada content writer yang baru memulai aktifitas ini. Lantas, apa yang harus dilakukan untuk memulai aktifitas sebagai content writer?
top