Menggunakan Teknik 5W + 1H

Ketika seorang content writer diminta oleh klien membuat artikel, biasanya klien tersebut akan meminta jumlah kata yang ada dalam artikel tersebut; umumnya klien akan meminta sebuah artikel dengan jumlah kata minimal 300-350 kata. Dengan mengetahui hal tersebut, seorang content writer harus mampu mengembangkan tema menjadi sebuah artikel yang menarik dengan jumlah kata yang ditentukan (baca: Cara Mengembangkan Tema Artikel).
Dalam dunia blogging atau dunia tulis menulis online, dikenal istilah "content is king", atau isi adalah segalanya. Maksudnya di sini adalah bahwa kualitas artikel haruslah menjadi satu hal yang diutamakan, bukan semata-mata mengandalkan permainan SEO semata, karena ketika kualitas artikel memang bagus, maka pembaca akan datang dengan sendirinya.
Maka dari itu, seorang content writer haruslah tetap mengutamakan isi artikel daripada jumlah kata dengan menuliskan sesuatu yang kurang berkaitan dengan tema. Untuk membuat isi atau konten artikel yang baik, banyak metode yang bisa digunakan, seperti teknik brainstorming (baca: Mengembangkan Tema Dengan Teknik Brainstorming) dan juga teknik 5W + 1H.

Teknik 5W + 1H sudah dikenal luas di dalam dunia tulis menulis, terutama tulisan berjenis non-fiksi. Artikel merupakan salah satu jenis tulisan non-fiksi. 5W + 1H adalah singkatan dari beberapa pertanyaan, yaitu: what (apa), who (siapa), when (kapan), where (siapa), why (kenapa) dan juga how (bagaimana).

Dengan mengetahui pertanyaan-pertanyaan mendasar pada sebuah tema atau topik, seorang content writer akan lebih mudah menemukan permasalahan yang terkait dengan tema atau topik yang ditawarkan. Mengenai rumus 5W + 1H tersebut secara rinci seperti di bawah ini:

  • W pertama adalah 'what', yaitu pertanyaan tentang 'apa yang harus ditulis.' Atau bisa juga seperti 'apa sih yang akan ditulis?' Lebih jauh, bisa dilanjutkan dengan 'selanjutnya seperti apa?' dan 'apa lagi yang bisa digali dari tema tersebut?'
  • W kedua adalah 'who.' Who ini bisa tentang 'pelaku yang menjadi tokoh utama pada kasus what. Atau mungkin 'apakah ada orang lain yang terlibat?'
  • W selanjutnya adalah when. Kapan waktu terjadi atau waktu peristiwa pada what. Informasi tentang when atau kapan ini bisa menjadi infomasi tambahan yang berguna bagi pembaca dan seringkali when ini dilupakan oleh kebanyakan penulis terutama penulis yang sedang mencoba melakukan aktifitas tulis menulis. Informasi tentang when atau kapan ini juga bisa lebih jauh menjadi kapan what itu dimulai atau berakhir? 
  • W keempat, adalah where yang berupa informasi tentang dimana informasi what terjadi. Informasi tentang tempat ini juga salah satu informasi penting yang bisa dijadikan sebagai informasi tambahan yang berguna bagi pembaca.
  • W terakhir adalah informasi tentang kenapa peristiwa atau kenapa what bisa terjadi. Atau juga bisa tentang 'kenapa tidak?' Biasanya informasi 'why' inilah yang menjadi salah satu informasi yang menjadikan sebuah artikel menarik karena terkait dengan analisa penulis tentang suatu permasalahan. 
  • H adalah informasi tentang bagaimana peristiwa bisa terjadi. Ketika penulis menuliskan tentang bagaimana peristiwa terjadi, bisa terjadi tentang proses, bagaimana bisa hal itu terjadi?

Dengan mengetahui rumus 5W + 1H, diharapkan seorang penulis content writer bisa membuat artikel yang berkualitas dengan jumlah kata yang cukup, karena apabila seorang content writer bisa menerapkan rumus 5W + 1H maka hampir bisa dipastikan jumlah kata minimal pada sebuah artikel bisa tercukupi dengan kualitas yang cukup baik.

Selain itu, dengan menggunakan teknik 5W + 1H seorang content writer juga bisa menghindari permasalahan yang sering mengganggu bagi para penulis yaitu writer's block (baca : Cara Mengatasi Writer's Block). Itulah tentang rumus 5W + 1H, selebihnya seorang penulis harus tetap memperbanyak latihan dan praktik untuk mempertajam dan mengasah ketrampilan menulis. Sekian tips content writer untuk saat ini, sampai jumpa di artikel selanjutnya.

0 comments:

Post a Comment

top