Meskipun content writer merupakan penulis yang secara sederhana "menuliskan kembali", tetapi bahkan seorang content writer pun perlu untuk sekali-kali menulis karya fiksi. Mengapa? Karya tulis fiksi seperti telah diketahui secara luas merupakan karya tulis yang menampilkan sesuatu yang tidak nyata, fantasi semata. Berbeda dengan karya tulis ilmiah yang merupakan fakta. Seorang content writer perlu untuk menulis fiksi sebagai salah satu cara untuk mengembangkan imajinasi, mengasah ketrampilan membuat kalimat semakin enak dibaca, atau bahkan hanya untuk sekedar memberikan refreshing bagi otak.

Namun meskipun karya fiksi lebih banyak mengandalkan imajinasi semata, ada beberapa hal yang bisa dijadikan patokan atau panduan bagi content writer yang ingin mencoba menuliskan sebuah karya fiksi. Beberapa hal ini perlu untuk diperhatikan bagi seorang penulis, entah itu penulis fiksi ataupun content writer. 

PESAN YANG TERKANDUNG
Sebagian besar karya tulis fiksi entah itu novel atau cerpen selalu mempunyai pesan yang terkandung bagi pembaca. Pesan-pesan ini bisa tersirat ataupun secara jelas tertulis di dalam kisah tersebut. Lantas bagaimana cara menuliskan pesan di dalam kisah atau cerita. Penulis yang masih merasa kebingungan terkait dengan pesan-pesan moral bisa memulai dengan pertanyaan, "Apa yang ingin saya sampaikan ke pembaca?" Pertanyaan tersebut akan membimbing penulis untuk berpikir seperti apa jalan ceritanya.

BEBERAPA FIKSI SEPERTI CERPEN SANGAT JUJUR
Beberapa karya fiksi yang hebat merupakan karya-karya jujur dari penulisnya. Karya-karya tersebut mempunyai kalimat-kalimat indah nan sederhana namun sekaligus mudah dimengerti. Maka, hal ini pun sebenarnya juga bisa diterapkan bagi para penulis konten. Dengan menulis secara jujur, maka akan menghasilkan tulisan baru yang benar-benar berbeda, meskipun secara garis besar sama namun jauh dari kesan plagiat.

DIALOG
Karya fiksi mempunyai dialog yang bertaburan. Dialog merupakan kalimat langsung, sehingga secara teori seorang penulis konten atau content writer akan belajar bagaimana cara menuliskan kalimat langsung dengan benar. Pada artikel-artikel di bidang keahlian tertentu, kadang-kadang banyak dijumpai artikel yang disertai kalimat langsung hasil dari wawancara, misalnya. Seorang content writer bisa memutuskan apakah akan menyalin secara utuh kalimat langsung tersebut atau menjadikannya sebagai kutipan tidak langsung.


0 comments:

Post a Comment

top